Mataku masih tertuju lurus kepadamu
Masih berjalan pada garis yang sama, seperti dulu...
Hey, apakah kita masih boleh merayakan tanggal 5, sayang?
Masih boleh aku cemburu dengan semua ini?
Aku masih belum terbangun dengan kenyataan ini
Dengan sebuah komitmen yang sama-sama kita buat
Aku mengerti...
Aku mengerti setelah kamu menjelaskan dimalam kita nonton mockingjay
Aku mengerti jika ini keputusan yang terbaik untuk kita
Tapi... tidak secepat itu sayang.
Tidak secepat itu aku pulih dari luka yang terus meneteskan darah dan masih perih jika tersentuh
Luka ini hampir kering sayang, walaupun bekasnya tidak akan hilang
Tapi..
Kamu.... Kamu masih terus membahasnya
Seolah kembali menyilet luka ku yang hampir sembuh.
Friday, November 28, 2014
Sunday, November 23, 2014
22 November 2014
Kau berjalan terlalu jauh dari sisiku.
Berjalan gemulai meninggalkanku yang sibuk menyeret kakiku
Yang aku lihat hanya punggung tegapmu yang semakin buyar dan......hilang
Kamu kemana? Terlalu cepat. Batinku
Aku meronta ditempatku.
Berharap kau kembali lagi dan menuntunku seperti awal.
Kinikita tak akan pernah berada disatu garis yang sama.
Aku menyadarinya.
Aku sering menyadarinya sebelum aku terlelap, setiap sadar dari lelap dan setiap waktuku.
Kamu....ya Aku menyadari semua tentangmu. Ah!
Menyadari lagi bagaimana kau mulai menjauh dan benar-benar tak berbentuk lagi seperti sekarang.
Aku juga kini menyadari bagaimana Tuhan buat kita tak bersimpangan lagi dijalan yang sama.
Aku berdoa dan terus berdoa semoga semua hanya mimpi panjang dan saat sadar, semua itu hanya bunga tidur dan benar-benar tak akan terjadi diatas kakiku berpijak.
Tapi aku sekarang tahu, itu hanya sugesti.
Yang ku tau hanya aku sudah terseret kedalam pusarannya, menenggelamkan sosokku dalam kebisuan.
Membuatku bungkam sejadi-jadinya
Apa yang ku tunggu bila sudah begini?
Bukannya ia pun sudah memilih melipir keluar dari garisku?
Mengapa hanya tusukan hebat yang menusuk didada.
Karena kuasaku hanya mampu berlari kearahmu dan berhenti digaris pemisah ini.
Teruntuk kamu Jonathan Bestwan, terima kasih untuk satu tahunnya sayang.
Berjalan gemulai meninggalkanku yang sibuk menyeret kakiku
Yang aku lihat hanya punggung tegapmu yang semakin buyar dan......hilang
Kamu kemana? Terlalu cepat. Batinku
Aku meronta ditempatku.
Berharap kau kembali lagi dan menuntunku seperti awal.
Kinikita tak akan pernah berada disatu garis yang sama.
Aku menyadarinya.
Aku sering menyadarinya sebelum aku terlelap, setiap sadar dari lelap dan setiap waktuku.
Kamu....ya Aku menyadari semua tentangmu. Ah!
Menyadari lagi bagaimana kau mulai menjauh dan benar-benar tak berbentuk lagi seperti sekarang.
Aku juga kini menyadari bagaimana Tuhan buat kita tak bersimpangan lagi dijalan yang sama.
Aku berdoa dan terus berdoa semoga semua hanya mimpi panjang dan saat sadar, semua itu hanya bunga tidur dan benar-benar tak akan terjadi diatas kakiku berpijak.
Tapi aku sekarang tahu, itu hanya sugesti.
Yang ku tau hanya aku sudah terseret kedalam pusarannya, menenggelamkan sosokku dalam kebisuan.
Membuatku bungkam sejadi-jadinya
Apa yang ku tunggu bila sudah begini?
Bukannya ia pun sudah memilih melipir keluar dari garisku?
Mengapa hanya tusukan hebat yang menusuk didada.
Karena kuasaku hanya mampu berlari kearahmu dan berhenti digaris pemisah ini.
Teruntuk kamu Jonathan Bestwan, terima kasih untuk satu tahunnya sayang.
Subscribe to:
Posts (Atom)