For the first time, naik-naik ke puncak gunung.
Expektasi gue berbanding terbalik dengan realita.
Bukan, gue bukan mau ceritain trip hiking ini. Yang gue lebih tekankan disini how blessed i am to have you, Jo.
Selama trip ini, i know i fall in love with the right man.
Jo gak pernah ninggalin gue dari nanjak langkah kaki pertama, sampe turun dilangkah kaki terakhir. Gak pernah.
Waktu nanjak, emang gue orangnya sering banget nyusahin dia mulu. He always ask me "masih kuat nggak? mau minum gak?" sampe dia yang bawain tas gue, padahal dia udah bawa tas juga + kayu + minum :'))))
Sampe nanjak setelah lewatin pos 1, yang tanjakannya dibilang 'tanjakan putus asa'. Yaaa... emang putus asa, gue kaya-mau-mati. oke gue tau gue lebay. Tanjakan ini ngelewatin batu yang setinggi pinggang gue, akar-akar pohon, batu-batu dan jalan setapak yang pinggirnya jurang. Kalo kepleset yaudah goodbye.
Jo yang narik gue keatas, narik gue manjat batu-batu.
Jo yang nemenin gue duduk waktu orang-orang udah duluan dan nunggu diatas.
Seperti yang gue bilang di instagram; "Bahagia ketika mempunyai seseorang yang menemanimu mendaki, bukan yang hanya menunggu dipuncak"
That's true, really.
Pas Turun..
Kaki gue masih gemeteran kaya mau copot gara-gara masih lelah banget pas nanjak. Dan turun ini curam banget. Gue yang lebih sering turun dengan cara ngerosot dari pada pake kaki. Takut gelinding.
Jo masih nemenin gue, bantu gue turun, tempat gue berpegang tangan.
Setengah jalan..
Kaya mau mati (lagi). Rasanya pengen terbang.
and he said "yaudah sini pegang pundak aku aja, jadi kalo emang kepleset, ngga jatoh"
oh Thank God..
He love's me, more than i know. There are a million ways to say 'i love you'. You just have to listen.
Life is full of blessings! Give thanks for all the good things in life!
From 1.283mdpl Mt. Rajabasa. I love you, like i did before. And it almost 2 years and still counting.
No comments:
Post a Comment